Haobaodaily.co.id – Apa yang dimaksud dengan biaya overhead pabrik (BOP)? Bagaimana cara menghitung biaya overhead pabrik? Yuk, simak selengkapnya di sini!
Sederhananya, biaya overhead merupakan jenis biaya yang bisa dibilang tidak dapat dikaitkan dengan produksi suatu produk maupun jasa. Pasalnya, biaya overhead mencakup semua beban pengeluaran yang dicatat pada laporan keuntungan dan kerugian suatu perusahaan diluar biaya yang berkaitan langsung dengan aktivitas produksi perusahaan itu sendiri.
Alasan Perusahaan Harus Menghitung Biaya Overhead

Di bawahh ini ada beberapa manfaat bagi perusahaan atau pabrik apabila mengetahui berapa jumlah biaya overhead yang harus dikeluarkan, antara lain :
Mengetahui Rincian Alokasi Dana yang Dikeluarkan
Sebelum mengetahui cara menghitung biaya overhead pabrik, sebaiknya Anda ketahui terlebih dahulu apa saja alasan kenapa perusahaan harus melakukan perhitungan biaya overhead tersebut. Salah satunya, untuk mengetahui rincian alokasi dana yang akan dikeluarkan pabrik.
Ini nanti akan membantu perusahaan dalam membuat anggaran dana dengan lebih efektif untuk biaya – biaya selanjutnya. Dengan begitu pembuatannya pun akan lebih terencana dan bisa menghindari pula dari jenis pengeluaran yang berlebihan.
Menentukan Harga Secara Tepat
Ya, dengan tahu berapa jumlah biaya yang dimiliki maka hal ini bisa mempengaruhi dalam penentuan harga produk atau jasa secara tepat. Perhitungan mengenai biaya tersebut sudah pasti harus dimasukkan dalam penentuan harga, dengan begitu perusahaan dapat terhindar dari kerugian.
Terutama jika biaya tersebut tetap harus dikeluarkan tanpa terpengaruh apakah produksi sedang dalam masa subur atau pun tidak?
Mengawasi Biaya yang Akan Dikeluarkan
Setiap perusahaan pastinya akan memiliki kemampuan untuk mengawasi biaya yang akan dikeluarkan. Misalnya, dengan melakukan pencatatan yang baik dan menghitung biaya overhead maka akan sangat membantu pelaku bisnis dalam mengawasi pengeluaran dalam bisnisnya secara menyeluruh.
Selain itu, bisa dilihat pula apakah rencana pengeluaran sudah efisien atau belum? Dari sinilah juga akan terlihat, apakah jumlahnya terlalu besar jika dibandingkan dengan expense lainnya, atau tidak? Dengan begitu, Anda pun bisa melakukan beberapa penyesuaian dengan mudah. Tidak hanya itu, pengeluaran biaya apapun di perusahaan jadi lebih terkontrol.
Contoh Biaya Overhead Pabrik yang Harus Diketahui
Pada dasarnya beberapa jenis biaya yang termasuk overhead pabrik itu berbeda – beda, tergantung dari jenis perusahaan atau pabriknya itu sendiri. Misalnya, biaya yang harus dikeluarkan di perusahaan dagang pastinya akan berbeda dari perusahaan manufaktur. Tetapi, secara garis besarnya yang termasuk biaya overhead pabrik antara lain :
- Biaya penyewaan, reparsi dan pemeliharaan
- Biaya bahan mentah tak langsung
- Biaya tenaga pekerja tak langsung
- Biaya utilitas
- Biaya asuransi
- Biaya alat – alat kantor
- dan lain – lain
Namun demikian, apabila dirincikan lebih lanjut, yang termasuk biaya overhead pabrik atau pun lainnya bisa dibagi menjadi tiga kategori, diantaranya :
Fixed Expenses atau Biaya Overhead Tetap
Besar atau kecilnya volume penjualan di sebuah perusahaan atau pabrik, biaya overhead tetap harus dipenuhi di setiap bulannya. Dikarenakan termasuk fixed expenses, artinya biaya – biaya tersebut tidak akan berubah, terlepas dari apakah kegiatan penjualan sedang naik atau pun turun.
Biar jelasnya, berikut adalah contoh biaya dalam kategori biaya overhead tetap yang harus Anda ketahui.
- Biaya sewa atau hipotek
- Biaya depresiasi aset tetap
- Biaya tenaga pekerja untuk karyawan akuntansi, manajer dan lainnya
- Biaya asuransi
- Biaya iuran keanggotaan
- Biaja konsultan akuntansi
Variable Expenses atau Biaya Overhead Variable
Selanjutnya adalah jenis kategori biaya overhead variable, atau yang juga disebut dengan variable expenses. Ini merupakan jenis beban biaya yang dapat berubah – ubah, atau pun berfluktuasi dari waktu ke waktunya. Terjadinya perubahan tersebut sangat tergantung dari volume aktivitas penjualan perusahaan dan beberapa faktor penunjang lainnya.
Seperti perubahan musim, upaya promosi – promosi, kondisi ekonomi dan masih banyak lagi yang tudak bisa diprediksi secara tetap dari waktu ke waktunya. Intinya di sini, jenis biaya variable tersebut mengalami fluktuasi dan tidak akan pernah bisa ditetapkan dalam satu periodenya. Adapun contoh biaya dalam kategori tersebut antara lain :
- Biaya pemasaran
- Biaya telepon
- Biaya alat – alat kantor
- dan lain – lain
Biaya Overhead Semi Variable Untuk Pabrik dan Perusahaan
Ini merupakan jenis biaya yang sifatnya jauh lebih fleksibel jika dibandingkan dengan jenis variable di atas yang selalu berubah – ubah di setiap waktu. Kadang kalanya pada kurun waktu tertentu jenis biaya tersebut bisa terjadi secara tetap.
Tetapi kadang pula di waktu berikutnya dikarenakan ada faktor eksternal atau kegiatan operasional perusahaan yang terus mengalami peningkatan maupun penurunan, maka akan terjadi perubahan juga. Jadi, bisa diartikan bahwa jenis biaya semi variable ini tidak mengalami perubahan di sepanjang waktu dan bahkan tidak harus selalu dibayarkan.
Nah, salah satu contoh jenis biaya overhead di pabrik yang semi variable adalah tinta printer sebagai alat atau perlengkapan kantor. Kadang kalanya, seorang akuntansi pabrik menggunakan printer secara konstan dari bulan ke bulannya. Karena di setiap akhir tahun perusahaan tersebut harus tutup buku akhir tahun, sudah pasti seorang akuntansi perusahaan akan menggunakan printer lebih intens daripada sebelumnya.
Makanya, penting sekali untuk rutin mengontrol jenis biaya ini karena bisa mempengaruhi pada kegiatan penjualan perusahaan meski secara tak langsung sekalipun. Apabila tidak dikontrol dengan baik dan teratur, maka bisa merugikan perusahaan itu sendiri.
Kembali ke pokok pembahasan di awal, lantas bagaimana cara menghitung biaya overhead pabrik yang mudah? Yuk, simak panduan langkahnya di sini!
Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik yang Mudah
Apabila seluruh biaya sudah Anda klasifikasikan dengan baik dan benar, maka Anda bisa mengetahui persentasi biaya overhead dari penjualan yang dilakukan. Tak perlu khawatir, pasalnya cara menghitung biaya overhead pabrik bisa dilakukan dengan mudah dan sederhana, Anda bisa menggunakan rumus – rumus berikut.
Misalnya, dengan cara menjumlahkan seluruh biaya yang membaginya berdasarkan bulan. Kemudian membagi totalnya dengan penjualan perusahaan per bulannya.
Contohnya, jika pabrik atau perusahaan memiliki sekitar Rp 120.000.000 dalam biaya overhead bulanan dan hasilkan sekitar Rp 800.000.000 dalam penjualan setiap bulannya. Maka dalam hal ini, persentase overhead pabrik adalah Rp 120.000.000 : Rp 800.000.000 yang memberikan Anda sekitar 0.15. Silakan Anda lipat gandakan dengan 100 sehingga persentase Anda adalah 15% dari penjualan Anda.
Dengan melakukam perhitungan tersebut maka bisa menggambarkan berapa banyaknya uang yang dikeluarkan perusahaan atau pabrik untuk biaya – biaya tersebut. Contohnya, khususnya untuk kasus tersebut untuk setiap rupiah yang dihasilkannya, 15% dicadangkan khusus untuk biaya overhead perusahaan atau pabrik. Ini pastinya akan sangat berguna sekali untuk menghitung persentase overhead di pabrik maupun perusahaan dalam kaitannya dengan biaya pekerja.
Lalu, untuk biaya overhead bulanan sendiri adalah dibagi dengan biaya pekerja bulanan, kemudian dibalikan dengan 100. Semakin rendah persentasenya maka akan semakin efektif pula suatu bisnis tersebut dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Sejauh ini, cara paling mudah dan akurat adalah dengan melacak biaya juga pendapatan sehingga Anda bisa mengukur efisiensi bisnis di pabrik atau perusahaan.
Demikian informasi yang bisa kami bagikan tentang cara menghitung biaya overhead pabrik yang mudah. Semoga bermanfaat.
Artikel menarik lainnya: